Cikal Network

Wednesday 1 May 2013

Sifat-sifat Pulp



Sifat optik pulp
       Derajat putih atau brightness menyatakan banyaknya sinar yang dipantulkan kembali oleh suatu bahan relatif terhadap bahan standar (Titanium oksida ) yang dinyatakan dalam % ISO atau % GE .
       Campuran pulp dan pigmen tertentu  yang terkandung dalam pulp akan mempengaruhi derajat putih

Kekuatan dan Indeks tarik pulp
       Kekuatan tarik pulp adalah daya tahan lembaran pulp terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung nya dan diukur dalam keadaan standar
       Indeks tarik merupakan nilai ketahanan tarik dalam satuan Newton permeter dibagi gramatur dalam satuan gram permeter persegi.
        Terdapat hubungan negatif antara kadar lignin sisa di dalam pulp dan kekuatan pulp
       Panjang serat dan nilai turunan serat memiliki pengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik
       Faktor yang mempengaruhi ketahanan tarik antara lain jumlah ikatan antar serat dan panjang serat.
       Serat panjang akan memberikan kontak permukaan lebih banyak dan memberikan kekuatan tarik yang meningkat  terutama setelah penggilingan
       Ikatan antar serat adalah penentu utama kekuatan tarik
       Nilai indeks tarik menurut SII adalah :  30 Nm/g
       Standar minimal indeks tarik berdasarkan SNI 14-0091-1998 (kertas koran) adalah 21,5 Nm/g.
       Brandon (1980) mengemukakan bahwa fakor utama yang mempengaruhi indeks tarik adalah jalinan serat dan panjang serat.
       Wenzl (1970) menambahkan bahwa ikatan antar serat dipengaruhi oleh sifat individu serat.
       Serat yang mengandung selulosa dan hemiselulosa lebih tinggi akan meningkatkan kekuatan serat.

Ketahanan Retak
       Kekuatan retak pulp / Ketahanan retak adalah gaya yang dipergunakan untuk meretakkan selembar pulp dan diukur pada kondisi standar. dinyatakan dalam gram gaya (gf) atau miliNewton (mN) dan diukur pada kondisi standar.
       Indeks sobek lembaran kertas merupakan hasil bagi dari ketahanan sobek dengan gramatur,
       Kekuatan retak pulp dipengaruhi oleh ikatan antar serat
       Pulp dengan kadar lignin sisa (Bilangan kappa ) rendah memiliki kekuatan retak Tinggi
       Sampai panjang serat tertentu kekuatan retak akan bertambah
       Kekuatan retak cenderung menurun jika panjang serat lebih dari 0.9 mm 
       Nilai kekuatan retak menurut SII 0830-83 adalah 2 kPa.m2/g

Ketahanan sobek
       Ketahanan sobek adalah gaya dalam satuan gram gaya (gf) atau miliNewton (mN) yang diperlukan untuk menyobek kertas pada kondisi standar (SNI 14-0091-1998).
       Sedangkan Indeks sobek lembaran kertas merupakan hasil bagi dari ketahanan sobek dengan gramatur. Kekuatan sobek lebih dipengaruhi oleh panjang serat
       Ketahanan sobek sangat dipengaruhi terutama oleh panjang
       serat, selain itu dipengaruhi juga oleh ikatan antar serat, gramatur, dan fleksibilitas lembaran.
        Ikatan antar serat hanya meningkatkan kekuatan sobek sampai tingkat tertentu
        Peningkatan kekuatan tarik dan retak akan diikuti oleh penurunan kekuatan sobek
       Menurut SII 0830 – 83  standar kekuatan sobek sebesar  5 Nm2/kg  untuk pulp kraft putih kayu daun lebar Peningkatan kekuatan tarik dan retak akan diikuti oleh penurunan kekuatan sobek
       Menurut SII 0830 – 83  standar kekuatan sobek sebesar  5 Nm2/kg  untuk pulp kraft putih kayu daun lebar Standar minimal indeks sobek berdasarkan SNI 14-0091-1998
       (Spesifikasi kertas Koran) untuk indeks sobek minimal adalah 3,1 Nm2/kg
       Nisbah runkle yang tinggi menunjukkan bahwa serat memiliki dinding sel yang tebal dan berpengaruh positip terhadap kekuatan sobek
       Felting power/slenderness yang tertinggi menandakan serat  tersusun lebih rapat sehingga akan menghasilkan kertas yang memiliki kekuatan sobek yang relatif lebih tinggi

Slenderness
       Semakin tinggi nilai slenderness, maka semakin besar sifat lentur serat sehingga pembentukan ikatan antar serat menjadi lebih baik (Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Ramdhani 1994).
       Nilai slenderness yang merupakan perbandingan lumen terhadap diameter serat mempunyai hubungan parabolis dengan kekuatan tarik dan panjang putus (Pasaribu dan Silitonga 1974 dalam Utama 1995

Multsthep Ratio
       MH merupakan perbandingan antara luas penampang tebal dinding serat dengan luas penampang lintang serat.
       Semakin kecil MH, semakin besar diameter lumen, sehingga sel semakin mudah menggepeng dan daya lipat yang tinggi, menyebabkan lembaran pulp bermutu baik (tidak kaku) dengan kerapatan dan kekuatan tinggi (Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Ramdhani 1994).

Koefisien Kekakuan
       Coefficient of rigidity (KK) ini diduga mempunyai korelasi negatif dengan kekuatan tarik (Pasaribu dan Silitonga 1974
       Nilai koefisien kekakuan terbaik (terkecil) menandakan memiliki dinding serat yang paling tipis dengan diameter serat terlebar.
       Pada pembentukan lembaran kertas serat dengan nilai koefisien kekakuan yang rendah cenderung lebih fleksibel (tidak kaku/mudah menggepeng), sehingga kualitas jalinan ikatan antar seratnya bagus dan mudah terfibrilisasi dan dibentuk menjadi kertas .

Berat  Jenis
       Bahan baku yang memiliki berat jenis yang tinggi memerlukan kondisi pemasakan yang lebih keras.
       Akibatnya pertama, serat lebih sukar digiling, dinding seratnya tebal, kekuatan sobeknya tinggi, sedangkan kekuatan tarik, retak dan ketahanan lipatnya rendah.
        Kedua, kesulitan dalam fibrilisasi menyebabkan kualitas kertas yang dihasilkan rendah.
        Ketiga, bahan kimia pemasak tidak cukup lama ditahan dalam serat.


Flexibility ratio
       Flexibility ratio yang paling besar (terbaik) memiliki diameter lumen paling lebar dan diameter serat terkecil.

       Flexibility ratio yang tinggi menyebabkan kertas yang dihasilkan memiliki kekuatan panjang putus yang baik dan tidak kaku/mudah menggepeng dan pulp mempunyai kekuatan tarik yang tinggi (Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Ramdhani 1994).

       Dengan semakin rendahnya kadar zat ekstraktif dalam bahan, maka penetrasi bahan kimia ke dalam serpih akan lebih mudah sehingga pemasakan lebih sempurna.

       Kehadiran zat ekstraktif yang berupa minyak dan lemak akan mengurangi kekuatan ikatan antar serat, memperbesar konsumsi alkali, dan memperlambat delignifikasi .

       Selulosa yang tinggi mengindikasikan serat yang kuat, warna pulp lebih putih, relatif tahan terhadap bahan kimia dalam pemisahan dan pemurniannya serta tidak larut dalam pelarut organik netral dan air (Casey 1980 dalam Wardoyo 2001).

       Hemiselulosa yang tinggi menyebabkan serat bersifat lebih fleksibel yang penting dalam proses penggilingan, serat nya lebih mengembang dan plastis karena daya serap airnya lebih tinggi. Serat yang plastis menyebabkan terbentuknya luas permukaan yang tinggi pada waktu pembentukan pulp.


Share:

1 comment:

Anything for my information

Its my profile

My photo
Karawang, Jawa barat, Indonesia
My Full Name is Fauzi Cikal Antariksa. You can call me "Cikal". I live in Karawang, Perumnas - Galuh Mas street. My Principal : "Di awali dengan harapan, di akhiri dengan kepastian"

Followers

Popular Posts

Signature

Masa Lalu bukan momok yang menakutkan, kiranya kita dapat menjadikannya pembelajaran, untuk perubahan di masa depan -c-

Pages

visitor :

Flag Counter