Sifat optik pulp
•
Derajat putih atau brightness menyatakan
banyaknya sinar yang dipantulkan kembali oleh suatu bahan relatif terhadap
bahan standar (Titanium oksida ) yang dinyatakan dalam % ISO atau % GE .
•
Campuran pulp dan pigmen tertentu yang terkandung dalam pulp akan mempengaruhi
derajat putih
Kekuatan dan Indeks
tarik pulp
•
Kekuatan tarik pulp adalah daya tahan lembaran
pulp terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung nya dan diukur dalam
keadaan standar
•
Indeks tarik merupakan nilai ketahanan tarik
dalam satuan Newton permeter dibagi gramatur dalam satuan gram permeter
persegi.
•
Terdapat
hubungan negatif antara kadar lignin sisa di dalam pulp dan kekuatan pulp
•
Panjang serat dan nilai turunan serat memiliki
pengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik
•
Faktor yang mempengaruhi ketahanan tarik antara lain jumlah ikatan antar serat dan
panjang serat.
•
Serat panjang akan memberikan kontak permukaan
lebih banyak dan memberikan kekuatan tarik yang meningkat terutama setelah penggilingan
•
Ikatan antar serat adalah penentu utama kekuatan
tarik
•
Nilai indeks tarik menurut SII adalah : 30 Nm/g
•
Standar minimal indeks tarik berdasarkan SNI
14-0091-1998 (kertas koran) adalah 21,5 Nm/g.
•
Brandon (1980) mengemukakan bahwa fakor utama
yang mempengaruhi indeks tarik adalah jalinan serat dan panjang serat.
•
Wenzl (1970) menambahkan bahwa ikatan antar
serat dipengaruhi oleh sifat individu serat.
•
Serat yang mengandung selulosa dan hemiselulosa
lebih tinggi akan meningkatkan kekuatan serat.
Ketahanan Retak
•
Kekuatan retak pulp / Ketahanan retak adalah
gaya yang dipergunakan untuk meretakkan selembar pulp dan diukur pada
kondisi standar. dinyatakan dalam gram gaya (gf) atau miliNewton (mN) dan
diukur pada kondisi standar.
•
Indeks sobek lembaran kertas merupakan hasil
bagi dari ketahanan sobek dengan gramatur,
•
Kekuatan retak pulp dipengaruhi oleh ikatan
antar serat
•
Pulp dengan kadar lignin sisa (Bilangan kappa )
rendah memiliki kekuatan retak Tinggi
•
Sampai panjang serat tertentu kekuatan retak
akan bertambah
•
Kekuatan retak cenderung menurun jika panjang
serat lebih dari 0.9 mm
•
Nilai kekuatan retak menurut SII 0830-83 adalah
2 kPa.m2/g
Ketahanan sobek
•
Ketahanan sobek adalah gaya dalam satuan gram
gaya (gf) atau miliNewton (mN) yang diperlukan untuk menyobek kertas pada
kondisi standar (SNI 14-0091-1998).
•
Sedangkan Indeks sobek lembaran kertas merupakan
hasil bagi dari ketahanan sobek dengan gramatur. Kekuatan sobek lebih
dipengaruhi oleh panjang serat
•
Ketahanan sobek sangat dipengaruhi terutama oleh
panjang
•
serat, selain itu dipengaruhi juga oleh ikatan
antar serat, gramatur, dan fleksibilitas lembaran.
•
Ikatan
antar serat hanya meningkatkan kekuatan sobek sampai tingkat tertentu
•
Peningkatan kekuatan tarik dan retak akan
diikuti oleh penurunan kekuatan sobek
•
Menurut SII 0830 – 83 standar kekuatan sobek sebesar 5 Nm2/kg
untuk pulp kraft putih kayu daun lebar Peningkatan kekuatan tarik dan
retak akan diikuti oleh penurunan kekuatan sobek
•
Menurut SII 0830 – 83 standar kekuatan sobek sebesar 5 Nm2/kg
untuk pulp kraft putih kayu daun lebar Standar minimal indeks sobek
berdasarkan SNI 14-0091-1998
•
(Spesifikasi kertas Koran) untuk indeks sobek
minimal adalah 3,1 Nm2/kg
•
Nisbah runkle yang tinggi menunjukkan bahwa
serat memiliki dinding sel yang tebal dan berpengaruh positip terhadap kekuatan
sobek
•
Felting power/slenderness yang tertinggi
menandakan serat tersusun lebih rapat
sehingga akan menghasilkan kertas yang memiliki kekuatan sobek yang relatif
lebih tinggi
Slenderness
•
Semakin tinggi nilai slenderness, maka
semakin besar sifat lentur serat sehingga pembentukan ikatan antar serat
menjadi lebih baik (Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Ramdhani 1994).
•
Nilai slenderness yang merupakan
perbandingan lumen terhadap diameter serat mempunyai hubungan parabolis dengan
kekuatan tarik dan panjang putus (Pasaribu dan Silitonga 1974 dalam Utama
1995
Multsthep Ratio
•
MH merupakan perbandingan antara luas penampang
tebal dinding serat dengan luas penampang lintang serat.
•
Semakin kecil MH, semakin besar diameter lumen,
sehingga sel semakin mudah menggepeng dan daya lipat yang tinggi, menyebabkan
lembaran pulp bermutu baik (tidak kaku) dengan kerapatan dan kekuatan tinggi
(Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Ramdhani 1994).
Koefisien Kekakuan
•
Coefficient of rigidity (KK) ini diduga
mempunyai korelasi negatif dengan kekuatan tarik (Pasaribu dan Silitonga 1974
•
Nilai koefisien kekakuan terbaik (terkecil)
menandakan memiliki dinding serat yang paling tipis dengan diameter serat terlebar.
•
Pada pembentukan lembaran kertas serat dengan
nilai koefisien kekakuan yang rendah cenderung lebih fleksibel (tidak
kaku/mudah menggepeng), sehingga kualitas jalinan ikatan antar seratnya bagus
dan mudah terfibrilisasi dan dibentuk menjadi kertas .
Berat Jenis
•
Bahan baku yang memiliki berat jenis yang tinggi
memerlukan kondisi pemasakan yang lebih keras.
•
Akibatnya pertama, serat lebih sukar digiling,
dinding seratnya tebal, kekuatan sobeknya tinggi, sedangkan kekuatan tarik,
retak dan ketahanan lipatnya rendah.
•
Kedua,
kesulitan dalam fibrilisasi menyebabkan kualitas kertas yang dihasilkan rendah.
•
Ketiga,
bahan kimia pemasak tidak cukup lama ditahan dalam serat.
Flexibility ratio
•
Flexibility ratio yang paling besar
(terbaik) memiliki diameter lumen paling lebar dan diameter serat terkecil.
•
Flexibility ratio yang tinggi menyebabkan
kertas yang dihasilkan memiliki kekuatan panjang putus yang baik dan tidak
kaku/mudah menggepeng dan pulp mempunyai kekuatan tarik yang tinggi (Tamolang
dan Wangaard 1961 dalam Ramdhani 1994).
•
Dengan semakin rendahnya kadar zat ekstraktif
dalam bahan, maka penetrasi bahan kimia ke dalam serpih akan lebih mudah
sehingga pemasakan lebih sempurna.
•
Kehadiran zat ekstraktif yang berupa minyak dan
lemak akan mengurangi kekuatan ikatan antar serat, memperbesar konsumsi alkali,
dan memperlambat delignifikasi .
•
Selulosa yang tinggi mengindikasikan serat yang
kuat, warna pulp lebih putih, relatif tahan terhadap bahan kimia dalam
pemisahan dan pemurniannya serta tidak larut dalam pelarut organik netral dan
air (Casey 1980 dalam Wardoyo 2001).
•
Hemiselulosa yang tinggi menyebabkan serat
bersifat lebih fleksibel yang penting dalam proses penggilingan, serat nya
lebih mengembang dan plastis karena daya serap airnya lebih tinggi. Serat yang
plastis menyebabkan terbentuknya luas permukaan yang tinggi pada waktu
pembentukan pulp.